Pelaksanaan 4 Umrah dan 1 Haji Rasulullah
Dalam perjalanan hidup Nabi Muhammad Saw, beliau melaksanakan ibadah umroh empat kali dan satu kali haji.
Dari keempat umroh tersebut, tiga diantaranya dilakukan sebelum Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam melaksanakan ibadah haji. Sementara satu lagi beliau melaksanakannya bersamaan dengan ibadah haji.
Untuk lebih detailnya anda dapat melihat langsung 4 Umrah yang dilaksanakan oleh Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, yakni;
Pertama, Umroh Hudhaibiyah
Dilakukan pada bulan Dzulqa’dah di tahun 6 H. Pada saat itu, Nabi Muhammad Saw dan para sahabat rasul hendak melaksanakan umroh, akan tetapi dihadang oleh orang musyrikin Quraisy. Sehingga Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam hanya bisa sampai di Hudhaibiyah. Disitulah beliau membuat perjanjian Hudaibiyah.
Kedua, Umroh Qadha
Umroh ini dilakukan pada Dzulqa’dah tahun 7 H. Beliau memerintahkan kepada para sahabat, siapapun yang ikut di tahun lalu dalam Hudaibiyah maka wajib ikut untuk melaksanakan ibadah umroh kedua ini. Ketika itu Nabi Muhammad bersama para sahabat sebanyak 2000 berangkat bersama untuk melaksanakan umroh kedua.
Ketiga, Umroh dari Ji’Ranah
Umroh ketiga ini dilaksanakan oleh beliau pasca perang Hunain. Setelah berhasil mengalahkan Thaif, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam membagi ghanimah di Ji’Ranah, setelah itu berangkat ke Mekah tuk melakukan Umroh. Ibadah Umroh ini dilaksanakan oleh Nabi Muhammad pada tahun 8 H.
Keempat, Umroh dilaksanakan bersamaan dengan Haji
Umroh ini dilaksanakan di tahun 10 H. Dalam islam umroh wajib hukumnya untuk dilaksanakan. Sebab itulah para ulama sepakat, dapat melakukan umroh sebelum melaksanakan ibadah haji. Sebab menurut riwayat hidup Ahmad dan Ibnu Khuzaimah, Said mengatakan “Seseorang dapat melakukan umroh sebelum berangkat haji.”
-Apakah Setelah melaksanakan Umroh Ia Wajib Haji?
Hal tersebut kembali kepada kemampuannya. Apabila ia tidak mampu, maka tidak wajib melaksanakan haji. Apabila ia mampu, maka ia wajib melakukan ibadah haji. Sebab Allah berkata ” Sudah menjadi sebuah kewajiban kepada para pengikut Allah, untuk melaksanakan haji ke Baitullah, bagi siapapun yang mampu menempuh jalan kesana.” Qs. Ali Imran: 97.
-Hukum Umroh
Umroh hukumnya wajib dilaksanakan bagi orang yang wajib haji. Berdasarkan beberapa hadist :
Pertama, dari Umar Bin Khattab radhiallahu ‘anhu bahwa Nabi Muhammad Saw mendefinisikan islam dengan sabdanya:
“Islam merupakan engkau bersaksi laa ilaaha illallaah dan bahwa Muhammad ialah utusan Allah, melakukan Shalat, melaksanakan haji, berzakat, berumroh, mandi junub, menyempurnakan wudhu, dan melaksanakan puasa ramadhan.
Kedua, dari Aisyah radhiallahu ‘anha, beliau pernah menanyakan kepada Nabi Muhammad bahwa “Apakah wanita wajib jihad?.” Beliau menjawab “Ya, para wanita wajib melaksanakan jihad, tidak peperangan, melainkan haji dan umroh.”
Ketiga, Abdullah Bin Umar menyatakan bahwa :
“Tak ada seorangpun yang selain dia wajib berhaji dan umroh”
Ibnu Abbas radhiallahu ‘anhuma menyatakan:
“Sesungguhnya umroh ada gandengannya dengan haji dalam kitab Allah:’Sempurnakanlah haji dan umroh untuk Allah.”
Umroh dikatakan secara bergandengan dengan haji dalam Alquran seperti ayat yang disebutkan, disertai perintah tuk menyempurnakannya. Sementara hukum asal perintah merupakan wajib. Hal tersebut menunjukkan bahwa umroh hukumnya wajib sebagaimana haji. “Hal itu juga merupakan pendapat yang benar, berdasarkan dalil syariat, bahwa umroh hukumnya wajib dilaksanakan sebagaimana melakukan ibadah haji. Umroh wajib dilaksanakan sekali seumur hidup, bagi orang yang wajib melakukan ibadah haji.”