JurnalHajiUmroh

Media Pembelajaran Haji & Umrah Indonesia

Haji

Manfaatkan Wukuf Untuk Berdoa

MAKKAH Jamaah diingatkan agar memanfaatkan wukuf di Padang Arafah hanya untuk berdoa menyusul dalam waktu tiga hari ke depan, prosesi puncak ibadah haji akan dimulai.

“Di sana (Arafah) jangan dimanfaatkan untuk silaturahim dan jalan-jalan,” kata Kepala Bidang Bimbingan Ibadah dan Pengawasan Kelompok Bimbingan Ibadah Haji (KBIH) Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi , Ali Rokhmad, Minggu.

Ali Rokhmad mengatakan biasanya banyak jamaah yang memanfaatkan waktu wukuf juga untuk jalan-jalan ke Jabal Rahmah dan foto-foto atau bersilaturahim. Padahal dari aspek kesehatan juga tidak disarankan mendaki Jabal Rahmah, karena jamaah dikhawatirkan kelelahan untuk menjalani proses ibadah haji lainnya.

Apalagi setelah wukuf, pada sore hari jamaah akan bergerak ke Muzdalifah untuk melakukan shalat jama qashar Magrib dan Isya, kemudian pada pertengahan malam hari bergerak ke Mina untuk melakukan proser melempar jamrah.

“Wukuf di Arafah itu maknanya harus memahami eksistensi diri, apa yang sudah dilakukan, dan berdoa untuk keselamatan diri dan keluarga, termasuk jangan lupa berdoa untuk keselamatan dan kesejahteraan bangsa dan negara (Indonesia),” ujar Ali.

Pada 9 Zulhijjah , kegiatan wukuf di Padang Arafah, akan ada khotbah untuk jamaah haji Indonesia akan disampaikan anggota Amirul Hajj yang juga anggota Dewan Syuro PBNU Masdar Farid Masudi.

Jamaah calon haji Indonesia akan bergerak ke Arafah pada tanggal 8 Zulhidjah atau 22 September pagi hari hingga malam hari. Oleh karena itu, jamaah juga diminta mempersiapkan diri.

“Jangan lupa membawa persiapan ibadah, seperti sajadah, Al-Qur’an, dan tasbih, karena di sana harus banyak zikir. Kemudian bawa buku manasik, karena di sana ada rangkaian doa yang harus dibaca, dan manfaatkanlah nanti betul-betul untuk berdoa,” ujarnya lagi mengingatkan.

Ia juga mengatakan agar jamaah menjaga kesehatan dan fisik menghadapi puncak ibadah haji tersebut, tidak hanya di Arafah, di Mina pun jamaah akan menghadapi kepadatan yang tinggi, karena jumlah tenda tidak sebanding dengan jumlah jamaah dari seluruh dunia. “Manfaatkan istirahat, berzikir dan berdoa. Beribadah sampbil menunggul lontar (jamrah) pada 11-12 Zulhidja,” katanya.

Ali mengatakan bagi jamaah yang mengambil nafar awal, akan bergerak ke Mina sebelum magrib tanggal 12 Zuhidjah. Ia meminta jamaah yang akan melakukan nafar awal untuk koordinasi dengan sektor dan maktab masing-masing agar tidak terjadi penumpukan jamaah.

“Biasanya jamaah cenderung (seperti ini) rencananya ikut nafar sani bergitu lihat kondisi di Mina, dia buru-buru ke nafar awal. Tahun lalu kami melihat jamaah banyak yang nafar awal,” katanya. Ali juga menegaskan bahwa jamaah yang ikut nafar sani tidak perlu khawatir, karena layanan katering diberikan sampai nafar sani.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *