Hindari Jam Kritis Tawaf Wada
Imbauan itu disampaikan oleh Kepala Bidang Perlindungan Jamaah (Linjam) Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) yang juga Kepala Satuan Operasional Arafah, Muzdalifah, Mina (Armina) Jaetul Muchlis, di Mekkah, kemarin.
“Mohon disampaikan kepada petugas kloter serta karom/karu untuk tidak paksakan masuk jam kritis keberangkatan dalam melaksanakan Tawaf Wada terutama untuk jamaah lanjut usia,” katanya.
Ia menilai melakukan Tawaf Wada di jam-jam kritis atau empat jam sebelum kepulangan memicu potensi kerawanan karena akan menyulitkan petugas keamanan sektor khusus manakala ada jamaah yang terpisah dengan rombongan dan belum pulang ke hotel.
Jika pelaksanaan Tawaf Wada tidak terlalu mepet dengan jam keberangkatan, menurut Jaetul, masih ada jeda waktu yang cukup bagi petugas sektor khusus untuk melakukan pencarian jamaah yang terpisah dari rombongan.
Ia berharap kepala regu atau rombongan dapat mengkondisikan jamaahnya agar dapat menghitung waktu yang tepat untuk melakukan Tawaf Wada. “Pelaksanaan Wada tetap dalam kekuatan rombongan atau regu. Unsur linjam agar tetap mengadakan pengawasan dan pendampingan untuk jamaah resiko pisah rombongan,” ujar Muchlis.
Sejak Sabtu (17/9), Daerah Kerja (Daker) Mekkah sudah mulai memulangkan jamaah haji Indonesia melalui Bandara Internasional King Abdul Aziz (KAAIA) Jeddah. Selain itu, mulai Kamis (22/9), Daker Mekkah juga memberangkatkan jamaah haji Indonesia dari Mekkah menuju Madinah. Sebelum meninggalkan Kota Mekkah, jamaah haji Indonesia melakukan Tawaf Wada atau tawaf perpisahan.